ini kisah persahabatan dua anak manusia. yang seorang adalah putra presiden,yang lain pemuda rakyat jelata bernama pono. persahabatan ini sudah terjalin sejak mereka masih di bangku sekolah. pono punya kebiasaan yang kadang menjengkelkan.apa pun peristiwa yang terjadi didepannya selalu dianggap positif. " itu baik!!" katanya senantiasa.
hal itu seperti mereka lakukan, pono menemani sahabatnya berburu. tugasnya membawa senapan dan mengisi peluru agar selslu siap digunakan. entah kenapa, barang kali belum terkunci secara sempurna, setelah diserahkan kepada sahabatna senapan itu meletus. akibatna cukup fatal. ibu jari putra presiden terkena terjangan pluru dan putus. melihat itu tanpa sadar dengan kalemna pono berkomentar. " itu baik!!" kontan sahabatna naik pihat." bagaimana kau ini!! jempolq putus tertembak ,malah dibilang baik.BRENGSEK!!" agakna, kali ini kelakuan pono tak termaafkan. ia di jebloskan ke penjara.
beberapa bulan kemudian, sang putra presiden kembali berburu ke afrika. malang, ia tersesat di hutan lebat dan ditangkap oleh suku primitif yang macih kanibal. malam hari na, dalam keadaan terikat ia akan dibakar untuk disantap ramai - ramai. anehna, mendadak ia di bebaskan. belakangan ketahuan, suku tersebut pantang memangsa makhluk yang organ tubuhna tidak lengkap.
nasib baik itu membuat putra presiden termenung. ia teringat kembali peristiwa ketika jempolna terputus lantara tertembak pono. ia kemudian menemui pono di penjara. " ternyata kau benar. ada baikna jempolq tertembak," katana sambil menceritakan peristiwa yang baru saja dialamina di afrika. "aku menyesal telah memenjarakanmu."
"oh,tidak,!! bagiku ini baik!"
"bagaimana kau ini ?? memenjarakan teman kau bilang baik?"
"kalau aku tidak dipenjara, pastui saaa ini aku bersamamu."
kisah ini mengingitkan pada pertanyaan Randolph Bourne, intelektual amarika yang juga anak didik John Dewey. katana,seorang teman itu memang dipilih untuk kita berdasarkan hukum perasaan yang tersembunyi, bukan oleh kehendak sadar kita si manusia
Jumat, 22 Mei 2009
Kamis, 14 Mei 2009
Di zaman yunani kuno Socrates dianggap memiliki kedudukan terhormat dalam dunia pengetahuan. Suatu hari temannya bertemu dengan filsuf besar lalu berkata, "Taukah kamu berita yang ku dengar tentang sahabatmu?".
"Tunggu sebentar!"kata socrates. "Sebelum kau ceritakan kepadaku, aku ingin kau menjalani sebuah tes ringan. Tes ini disebut Tes Saringan Rangkap 3.
"Tes Saringan Rangkap 3??????????????"
"Benar," kata socrates melanjutkan, "Sebelum kau ceritakan temanku, mungkin sebaiknya kita gunakan waktu sejenak untuk menyaring apa yang hendak kau katakan. Itulah sebabnya ku sebut Tes Saring Rangkap 3. Tes pertama adalah penyaringan KEBENARAN.Apakah kau yakin bahwa yang hendak kau katakan ini benar?"
"Tidak", jawab orang itu , "sesungguhnya aku hanya mendengar berita itu dari orang lain dan................."
"Baiklah," kata socrates. "Jadi kau tidak yakin apakah berita itu benar atau tidak! " sekarang, mari kita lanjutkan dengan tes kedua yang di sebut penyaringan KEBAIKAN. Apakah yang hendak kau ceritakan itu adalah sesuatu yang baik tentang sahabat ku ?"
"Tidak, justru kebalikannya............."
"Jadi," lanjut socrates, "Kau hendak menceritakan kepadaku sesuatau yang buruk tentang sahabat ku padahal kau tidak yakin berita itu benar?! meskipun demikian, kau masih mungkin bisa lolos dalam tes ini karena masih ada satu tes lagi, penyaringan MANFAAT. Apakah berita tentang temanku yang hendak kau sampaikan ini bermanfaat bagiku?"
"Tidak...... mungkin tidak benar-benar bermanfaat."
"Nah," kata socrates, "Jika berita yang hendak kau sampaikan tidak benar, tidak baik dan tidak bermanfaat lalu mengapa kau hendak menceritakan kepadaku?"
Demikian mengapa socrates dianggap sebagai filsuf besar dan terhormat. Jika kita dapat melindungi sahabat kita dan orang-orang yang kita cintai dengan cara demikian, kita tidak akan bisa dipengaruhi orang lain.
"Tunggu sebentar!"kata socrates. "Sebelum kau ceritakan kepadaku, aku ingin kau menjalani sebuah tes ringan. Tes ini disebut Tes Saringan Rangkap 3.
"Tes Saringan Rangkap 3??????????????"
"Benar," kata socrates melanjutkan, "Sebelum kau ceritakan temanku, mungkin sebaiknya kita gunakan waktu sejenak untuk menyaring apa yang hendak kau katakan. Itulah sebabnya ku sebut Tes Saring Rangkap 3. Tes pertama adalah penyaringan KEBENARAN.Apakah kau yakin bahwa yang hendak kau katakan ini benar?"
"Tidak", jawab orang itu , "sesungguhnya aku hanya mendengar berita itu dari orang lain dan................."
"Baiklah," kata socrates. "Jadi kau tidak yakin apakah berita itu benar atau tidak! " sekarang, mari kita lanjutkan dengan tes kedua yang di sebut penyaringan KEBAIKAN. Apakah yang hendak kau ceritakan itu adalah sesuatu yang baik tentang sahabat ku ?"
"Tidak, justru kebalikannya............."
"Jadi," lanjut socrates, "Kau hendak menceritakan kepadaku sesuatau yang buruk tentang sahabat ku padahal kau tidak yakin berita itu benar?! meskipun demikian, kau masih mungkin bisa lolos dalam tes ini karena masih ada satu tes lagi, penyaringan MANFAAT. Apakah berita tentang temanku yang hendak kau sampaikan ini bermanfaat bagiku?"
"Tidak...... mungkin tidak benar-benar bermanfaat."
"Nah," kata socrates, "Jika berita yang hendak kau sampaikan tidak benar, tidak baik dan tidak bermanfaat lalu mengapa kau hendak menceritakan kepadaku?"
Demikian mengapa socrates dianggap sebagai filsuf besar dan terhormat. Jika kita dapat melindungi sahabat kita dan orang-orang yang kita cintai dengan cara demikian, kita tidak akan bisa dipengaruhi orang lain.
Kamis, 07 Mei 2009
c!nt@ s3j4T!
jalan menuju cinta itu tidak selamanya lurus
ada tikungan yang bernama "KEGAGALAN"
bundaran yang bernama "KEBINGUNGAN"
tanjakan yang bernama "GODAAN"
lampu merah yang bernama "KEJANGGALAN"
lampu kuning yang bernama "PERDEBATAN"
kamu akan mengalami ban kempes yamg bernama "PERSELINGKUHAN"
TETAPI ....................
bila kamu memiliki ban serep bernama "KESABARAN"
asuransi yang bernama "IMAN"
pengemudi yang bernama "KEPERCAYAAN"
kamu akan sampai ke tempat yang bernama "CINTA SEJATI"
Rabu, 06 Mei 2009
cinta terlarang
Kau kan slalu tersimpan di hatiku
Meski ragamu tak dapat ku miliki
Jiwaku kan slalu bersamamu
Meski kau tercipta bukan untukku
Tuhan berikan aku cinta satu kali lagi
Hanya untuk barsamanya
Ku mencintainya sungguh mencintainya
Rasa ini sungguh tak wajar
Namun ku ingin tetap bersama dia
Untuk selamanya
Mengapa cinta ini terlarang
Saat ku yakini kaulah milikku
Mengapa cinta kita tak bisa bersatu
Saat ku yakin tak ada cinta selain dirimu
Tuhan berikan aku hidup satu kali lagi
Hanya untuk barsamanya
Ku mencintainya sungguh mencintainya
Rasa ini sungguh tak wajar
Namun ku ingin tetap bersama dia
Untuk selamanya
Meski ragamu tak dapat ku miliki
Jiwaku kan slalu bersamamu
Meski kau tercipta bukan untukku
Tuhan berikan aku cinta satu kali lagi
Hanya untuk barsamanya
Ku mencintainya sungguh mencintainya
Rasa ini sungguh tak wajar
Namun ku ingin tetap bersama dia
Untuk selamanya
Mengapa cinta ini terlarang
Saat ku yakini kaulah milikku
Mengapa cinta kita tak bisa bersatu
Saat ku yakin tak ada cinta selain dirimu
Tuhan berikan aku hidup satu kali lagi
Hanya untuk barsamanya
Ku mencintainya sungguh mencintainya
Rasa ini sungguh tak wajar
Namun ku ingin tetap bersama dia
Untuk selamanya
Jumat, 01 Mei 2009
cahaya cinta illahi
Cinta Ilahi bagaikan buah karunia, yang bermaniskan rahmat
dari surga dan menjadi sebuah air keberkahan bagi jiwa.
dari surga dan menjadi sebuah air keberkahan bagi jiwa.
Ketika langit menunjuk denyut nadi, mentakdirkan dan
menuntunkan jejak langkahnya pada Cinta,
menuntunkan jejak langkahnya pada Cinta,
maka lembaran Cinta yang terlahir dan tergerai darinya akan
tulus dan suci ; bagai kain putih tak ternoda.
tulus dan suci ; bagai kain putih tak ternoda.
Lembaran itu akan membalut luka hati hingga membawa duka
pada kebahagiaan.
pada kebahagiaan.
Kain Cinta yang berhiaskan corak angan dan nafsu; adalah kain
cinta yang bersumber dari bumi.
cinta yang bersumber dari bumi.
Serat kain seperti itu akan mudah lusuh dan memudar
warnanya, apabila keindahan kain yang dibayangkan tidak
sesuai dengan harap dan kenyataan.
warnanya, apabila keindahan kain yang dibayangkan tidak
sesuai dengan harap dan kenyataan.
Cahaya Cintaku yang menerangi dirinya, tidak bersumber dari
sumbu bumi; bukan pula dari matahari.
sumbu bumi; bukan pula dari matahari.
Ia bersinar dengan kilau kebenaran surga, wujudnya kan
menghias abadi dikedalaman jiwa.
menghias abadi dikedalaman jiwa.
Surgalah yang meraih dan menuntun tanganku untuk terbang
bersama sayap-sayap cinta.
bersama sayap-sayap cinta.
Biarpun panah cinta melesat kencang melukai sayapku. Ia
pulalah yang nanti membalut lukaku.
pulalah yang nanti membalut lukaku.
Bagaimana mungkin aku akan melepaskan diri dari balutan
kasihnya ,
kasihnya ,
sedang Cinta telah menunjuk dan mengilhamkan cahaya
kasihnya untukku
"nafra"
kasihnya untukku
"nafra"
Langganan:
Postingan (Atom)